Meneladani Akhlak Rasulullah
SAW
(oleh
Ahmad Farid Wajdi, disampaikan pada khotbah Jumat di Masjid Al-Jami’ah UIN STS
Jambi, 8 Desember 2017)
الخطبة
الأولى
عباد الله، قال
تعالى:
لَّقَدۡ
كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ
ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١
Artinya:
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah (Al-Ahzab: 21)
Sidang
jemaah Jumat yang dirahmati Allah.
Masih
dalam suasana mengenang peristiwa lahirnya baginda nabi Muhammad SAW, di bulan
rabi’ul Awwal ini kita senantiasa mendengarkan ceramah maupun khotbah atau
kajian-kajian yang berkaitan dengan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Sehingga kita hafal betul hal-hal yang terkait dengan itu. Namun apakah cukup
bagi kita hanya menghafal dengan mengingat rincian peristiwa tersebut saja.
Tentu jawabannya adalah tidak. Kita meyakini betul pentingnya menghafal dan
mengingat peristiwa tersebut. Namun kita juga tentu mengetahui dengan pasti
bahwa kita diwajibkan untuk meneladani beliau sebagai panutan dalam kehidupan
kita sehari-hari. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran bahwa nabi Muhammad Saw adalah (أُسۡوَةٌ
حَسَنَةٞ) suri teladan yang baik. Maksudnya adalah bahwa kita menjadikan
segala hal yang terkait dengan nabi Muhammad SAW sebagai acuan, sebagai contoh
yang mesti kita ikuti dalam rangka mengharap Rahmat dari Allah SWT.
Ma’asiral
muslimin,
Salah
satu poin keteladanan yang patut benar-benar kita tiru adalah akhlak beliau
SAW. Sebagaimana kita ketahui bersama, telah masyhur hadis yang menyebutkan
bahwa tugas beliau adalah untuk menyempurnakan kebaikan akhlak umat manusia.
Sebagaimana hadis yang berbunyi:
إِنَّمَا بُعِثْتُ
لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Artinya:
Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan kebaikan akhlak. (HR. Ahmad No. 8952).
Hadis
ini memberikan pengetahuan tentang salah satu tugas pokok Nabi Muhammad Saw,
yaitu menyempurnakan akhlak yang baik. Dari sini kita tahu bahwa akhlak itu
terbagi dua; pertama akhlak yang baik atau dikenal dengan akhlak mahmudah, dan
kedua akhlak tercela atau akhlak madzmumah. Tugas Nabi Saw adalah
menyempurnakan akhlak yang baik. Sehingga umat manusia setelah diutusnya beliau
menjadi umat yang berakhlak mulia. karenanya kita diperintah untuk selalu
berakhlak dengan akhlak yang baik, sebagaimana sabda beliau SAW:
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا
كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ
حَسَنٍ
Artinya:
Bertakwalah
di mana pun engkau berada, ikutilah
kejahatan dengan kebajikan niscaya kebajikan tadi menghapus kejahatan tersebut,
dan berakhlaklah terhadap manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Al-Tirmizi
1987, Ahmad 21354, Al-Darimi 2833)
Ma’asiral
muslimin,
Lalu
bagaimana dengan akhlak beliau?
Tentang
akhlak beliau, kita tentunya telah banyak mendengar dari para penceramah maupun
para khatib dan para ustad. Bahwa beliau adalah manusia yang terkenal dengan
keluhuran akhlaknya. Bangsa Arab mengenal beliau seorang pemuda yang sangat
bisa dipercaya, sehingga mereka menggelari beliau dengan Al-Amin, seorang yang
dapat dipercaya.
Dalam
Al-Quran pun Allah ta’ala menyebutkan tentang akhlak beliau:
وَإِنَّكَ
لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ٤
Artinya;
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti
yang agung (Al-Qalam: 4)
Satu
ketika Aisyah RA ditanya:
عَنْ سَعْدِ بْنِ
هِشَامٍ، قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ، فَقُلْتُ: أَخْبِرِينِي عَنْ خُلُقِ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَتْ: كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
Artinya:
Dari
Sa’d bin Hisyam, dia berkata: aku pernah bertanya kepada Aisyah: kabarkan
kepadaku tentang akhlak Rasulullah Saw. Beliau menjawab: adalah akhlak
Rasulullah itu Al-Quran. (HR Ahmad 25302).
Aisyah
RA menjawab bahwa akhlak Rasulullah adalah Al-Quran. Ini menunjukkan bahwasanya
Rasulullah adalah bentuk pengamalan dari Al-Quran itu sendiri. Semua perbuatan
beliau tidak ada satu pun yang bertentangan dengan Al-Quran. Sehingga beliau
adalah (أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ) suri teladan yang baik bagi umat manusia.
Dan
pada akhirnya, sudah sepantasnyalah kita
selaku umatnya untuk senantiasa meneladani beliau dalam segala hal, salah
satunya dengan akhlak yang mulia. Di samping itu hendaknya juga kita
memperbanyak doa yang diajarkan oleh Nabi Saw:
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلَاقِ، وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
Artinya:
Ya
Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari akhlak yang Munkar,
amalan-amalan yang Munkar, dan hawa nafsu yang Munkar. (HR Al-Turmidzi 3591).
اللَّهُمَّ حَسَّنْتَ
خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي
Artinya:
Ya
Allah, Engkau telah membaguskan kejadianku maka baguskan pula akhlakku. (HR.
Ibnu Hibban, 959, Ahmad 3823)
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا
أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ.
No comments:
Post a Comment