Friday 5 January 2018

Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Meneladani Akhlak Rasulullah SAW
(oleh Ahmad Farid Wajdi, disampaikan pada khotbah Jumat di Masjid Al-Jami’ah UIN STS Jambi, 8 Desember 2017)
 الخطبة الأولى

عباد الله، قال تعالى:
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Al-Ahzab: 21)
Sidang jemaah Jumat yang dirahmati Allah.
Masih dalam suasana mengenang peristiwa lahirnya baginda nabi Muhammad SAW, di bulan rabi’ul Awwal ini kita senantiasa mendengarkan ceramah maupun khotbah atau kajian-kajian yang berkaitan dengan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sehingga kita hafal betul hal-hal yang terkait dengan itu. Namun apakah cukup bagi kita hanya menghafal dengan mengingat rincian peristiwa tersebut saja. Tentu jawabannya adalah tidak. Kita meyakini betul pentingnya menghafal dan mengingat peristiwa tersebut. Namun kita juga tentu mengetahui dengan pasti bahwa kita diwajibkan untuk meneladani beliau sebagai panutan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran  bahwa nabi Muhammad Saw adalah (أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ) suri teladan yang baik. Maksudnya adalah bahwa kita menjadikan segala hal yang terkait dengan nabi Muhammad SAW sebagai acuan, sebagai contoh yang mesti kita ikuti dalam rangka mengharap Rahmat dari Allah SWT.
Ma’asiral muslimin,
Salah satu poin keteladanan yang patut benar-benar kita tiru adalah akhlak beliau SAW. Sebagaimana kita ketahui bersama, telah masyhur hadis yang menyebutkan bahwa tugas beliau adalah untuk menyempurnakan kebaikan akhlak umat manusia. Sebagaimana hadis yang berbunyi:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Artinya:
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kebaikan akhlak. (HR. Ahmad No. 8952).
Hadis ini memberikan pengetahuan tentang salah satu tugas pokok Nabi Muhammad Saw, yaitu menyempurnakan akhlak yang baik. Dari sini kita tahu bahwa akhlak itu terbagi dua; pertama akhlak yang baik atau dikenal dengan akhlak mahmudah, dan kedua akhlak tercela atau akhlak madzmumah. Tugas Nabi Saw adalah menyempurnakan akhlak yang baik. Sehingga umat manusia setelah diutusnya beliau menjadi umat yang berakhlak mulia. karenanya kita diperintah untuk selalu berakhlak dengan akhlak yang baik, sebagaimana sabda beliau SAW:
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya:
Bertakwalah di mana pun engkau  berada, ikutilah kejahatan dengan kebajikan niscaya kebajikan tadi menghapus kejahatan tersebut, dan berakhlaklah terhadap manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Al-Tirmizi 1987, Ahmad 21354, Al-Darimi 2833)

Ma’asiral muslimin,
Lalu bagaimana dengan akhlak beliau?
Tentang akhlak beliau, kita tentunya telah banyak mendengar dari para penceramah maupun para khatib dan para ustad. Bahwa beliau adalah manusia yang terkenal dengan keluhuran akhlaknya. Bangsa Arab mengenal beliau seorang pemuda yang sangat bisa dipercaya, sehingga mereka menggelari beliau dengan Al-Amin, seorang yang dapat dipercaya.
Dalam Al-Quran pun Allah ta’ala menyebutkan tentang akhlak beliau:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ٤
Artinya;
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung (Al-Qalam: 4)
Satu ketika Aisyah RA ditanya:
عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ، قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ، فَقُلْتُ: أَخْبِرِينِي عَنْ خُلُقِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَتْ: كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
Artinya:
Dari Sa’d bin Hisyam, dia berkata: aku pernah bertanya kepada Aisyah: kabarkan kepadaku tentang akhlak Rasulullah Saw. Beliau menjawab: adalah akhlak Rasulullah itu Al-Quran. (HR Ahmad 25302).
Aisyah RA menjawab bahwa akhlak Rasulullah adalah Al-Quran. Ini menunjukkan bahwasanya Rasulullah adalah bentuk pengamalan dari Al-Quran itu sendiri. Semua perbuatan beliau tidak ada satu pun yang bertentangan dengan Al-Quran. Sehingga beliau adalah (أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ) suri teladan yang baik bagi umat manusia.
Dan pada akhirnya,  sudah sepantasnyalah kita selaku umatnya untuk senantiasa meneladani beliau dalam segala hal, salah satunya dengan akhlak yang mulia. Di samping itu hendaknya juga kita memperbanyak doa yang diajarkan oleh Nabi Saw:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلَاقِ، وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
Artinya:
Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari akhlak yang Munkar, amalan-amalan yang Munkar, dan hawa nafsu yang Munkar. (HR Al-Turmidzi 3591).
اللَّهُمَّ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي
Artinya:
Ya Allah, Engkau telah membaguskan kejadianku maka baguskan pula akhlakku. (HR. Ibnu Hibban, 959, Ahmad 3823)
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ.

No comments:

Post a Comment